Kunjungan lapangan telah dilaksanakan
oleh Manager ITTO Dr. Hwan Ok Ma dan Project Coordinator ITTO 519/08 ke Lombok
untuk mempelajari skema plan vivo untuk kegiatan REDD+ dan pembayaran jasa
lingkungan (Payments for Ecosystem Services) di wilayah Lombok.
Kunjungan lapangan dilaksanakan pada tanggal 8-10 Oktober 2014.
Diskusi dilaksanakan di kantor Flora
Fauna Indonesia (FFI), Lombok guna membahas skema plan vivo untuk kegiatan HKm
di Desa Aik Bual Lombok Barat. Kunjungan lapangan ke lokasi Aik Bual juga
dilaksanakan utnuk melihat kondisi vegetasi, masyarakat dan rencana kegiatan
pembangunan agroforestry di wilayah HKm
Ide proyek telah disusun dan telah
disampaikan ke plan vivo pãda bulan Desember 2013, dengan judul
“Community-Based Agroforestry for Upper Watershed Rehabilitation, Lombok,
Indonesia“
Kelompok sasarannya adalah masyarakat
sekitar hutan yang dekat dengan hulu DAS di Taman Nasional Gunung Rinjani, yang
telah atau sedang dalam proses pengelolaan HKm yang baik. Proyek kelompok
sasaran percontohan adalah 134 rumah tangga dari desa Aik Bual yang saat ini
mengelola kawasan hutan seluas 100 ha di lokasi proyek.
Proyek ini mempromosikan pendekatan
berbasis ekosistem untuk pengelolaan daerah aliran sungai. Tujuan proyek ini
adalah untuk:
1.
Merehabilitasi hulu DAS dengan
meningkatkan keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem dengan : (a) Meningkatkan
sistem agroforestri berbasis masyarakat di hutan yang berbatasan dengan Taman Nasional
Gunung Rinjani, dan (b) Meningkatkan perlindungan hutan alam di dalam dan
sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani
- Mengembangkan mata pencaharian terkait dengan pemanfaatan produk agroforestri
- Memberdayakan masyarakat untuk mengelola sumber daya hutan secara efektif untuk kepentingan masyarakat dan konservasi, dengan menetapkan kelembagaan dan pengelolaan yang tepat
- Menyediakan model percontohan untuk pengelolaan hutan oleh masyarakat di hulu DAS Pulau Lombok.
Fokus utama kegiatan untuk
menghasilkan rencana umum sertifikasi vivo yang akan meningkatkan praktek
agroforestri masyarakat di lahan hutan terdegradasi yang berdekatan dengan
Taman Nasional Gunung Rinjani.
Survei vegetasi partisipatif, dengan
masyarakat dari Aik Bual, telah dilakukan untuk memperkirakan stok karbon yang
ada di wilayah proyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stok karbon terendah
diperkirakan di wilayah proyek adalah 45,94 ton CO2e/ha dan tertinggi 214,95
ton CO2e/ha. Skenario terendah menunjukkan bahwa kerapatan pohon yang ada rata-rata
110 pohon/ha, dengan cadangan karbon 77,63+2,08 ton C./ha/tahun dan peningkatan
karbon adalah 5.38 ton C/ha/tahun
Skema plan vivo yang sedang
dilaksanakan di Aik Bual Lombok diharapkan dapat menghasilkan insentif
peningkatan stok karbon yang dapat dinikmati oleh petani. Meskipun demikian,
sampai saat ini, skema insentif ini masih dianggap bonus, tujuan utama adalah
meningkatnya akses masyarakat terhadap lahan melalui penanaman MPTS yang
hasilnya dapat menambah penghasilan masyarakat.
Diskusi dan kunjungan lapangan
mengenai PES telah dilaksanakan di kantor WWF Lombok dan lokasi Desa Sesaot di
Lombok Barat.
Perkembangan skema PES telah
menghasilkan Perda di wilayah Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Tengah yang
diinisiasi oleh WWF. Di Lombok Barat, skema PES telah diterapkan dengan
menambahkan dana PES sebesar Rp.1.000,- untuk setiap rekening air yang
dibayarkan ke PDAM. Hasil dana PES ini telah didistribusikan kepada
masyarakat di wilayah hulu untuk memperkuat kegiatan konservasi dan sebagai insentif
kepada masyarakat. Besaran dana PES ini akan terus dikaji dan
diperbaharui sesuai kesepakatan.
Kegiatan yang memerlukan proses tindak
lanjut adalah proses pemberian ijin skema Hkm di wilayah Desa Sesaot. Sampai
saat ini KPHL Rinjani Barat telah terbentuk setelah sebelumnya sebagian lokasi
di kawasan Rinjani Barat ditunjuk sebagai Taman Hutan Raya (kawasan
konservasi). Dengan terbentuknya KPHL Rinjani Barat diharapkan proses
keluarnya ijin HKm dapat lebih mudah guna mendukung pemberdayaan masyarakat dan
berjalannya skema PES untuk kelestarian kawasan.
No comments:
Post a Comment