Friday, March 6, 2015

KOMUNITAS PERLINDUNGAN MATA AIR (PERMATA) “DARI AIK BUAL UNTUK LOMBOK TENGAH”


Air sebagai sumber kehidupan memiliki arti penting dan fungsi vital dalam menunjang keberlangsungan aktivitas kehidupan sehari-hari.  Pemanfaatan sumberdaya air secara bijak dengan mempertimbangkan nilai-nilai kearifan lokal yang telah ada pada suatu daerah dipandang perlu untuk tetap dipelihara dan dilestarikan baik yang bersumber dari dalam kawasan hutan maupun dari luar kawasan hutan. 

Desa Aik Bual Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah merupakan Desa yang terletak di kaki Gunung Rinjani yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan di gugusan Gunung Rinjani yang merupakan kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Renggung di Kabupaten Lombok Tengah, memiliki potensi sumberdaya hutan lindung seluas 430 hektar. Disamping potensi sumberdaya ekosistem yang ada seperti vegetasi berbagai jenis pohon, satwa, potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) diantaranya Bambu, Aren dan jenis HHBK lainnya. Potensi sumberdaya air yang cukup melimpah dengan beberapa titik mata air diantaranya Mata Air Nyeredep dan Mata Air Embung Bual yang mampu mensupply kebutuhan air untuk wilayah tengah dan hilir DAS Renggung di Kabupaten Lombok Tengah, baik itu untuk pemanfaatan air irigasi. Mengingat arti pentingnya kelestarian sumberdaya air tersebut, diperlukan adanya upaya-upaya rehabilitasi dan konservasi berkelanjutan dimasa mendatang sebagai langkah strategi pelestarian sumberdaya air.

Hal itulah yang menjadi landasan dasar yang mendorong sekumpulan pemuda di Desa Aik Bual untuk membentuk sebuah Komunitas Perlindungan Mata Air (PERMATA) sebagai wadah yang memiliki kepedulian serius untuk melakukan beberapa aktivitas penting dalam rangka mendorong tumbuhnya kesadaran dan rasa empati terhadap kelestarian lingkungan hidup sejak dini. Aktivitas konservasi yang telah dilakukan oleh Komunitas PERMATA saat ini lebih terfokus pada penataan dan memelihara kawasan Embung Bual yang memiliki  2 titik mata air didalam embung yang memiliki luas sekitar 1,2 hektar dan terdapat kawasan hutan disekitar embung seluas 2,8 hektar, sehingga luas keseluruhan kawasan Embung Bual sekitar 4 hektar. Debit air dari Embung Bual cukup besar dan tidak pernah kering sepanjang tahun, mengalir melalui saluran irigasi dengan fungsi pemanfaatan untuk sektor pertanian disekitarnya dan wilayah-wilayah lainnya di Kabupaten Lombok Tengah.
Sopian Sauri (30 tahun), selaku ketua Komunitas PERMATA Desa Aik Bual menyampaikan bahwa: “ Kedepan potensi yang dimiliki oleh Embung Bual akan diorientasikan pada pengembangan sebagai Obyek Agroekowisata yang berbasis wisata keluarga dan pendidikan, dimana keluarga atau siapa saja pengunjung yang datang ke kawasan Embung Bual akan dapat menikmati keindahan alam yang ada, memasak atau memanggang ikan dan makan bersama keluarga dengan memancing ikan terlebih dahulu karena di dalam embung telah disiapkan ikan, dan disamping itu juga sebagai kawasan pendidikan anak usia dini untuk mengenal jenis tanaman dan ekosistem yang ada disini”.

Pada tahun 2008 berdasarkan penilaian dan lomba yang diselenggarakan  oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Nusa tenggara Barat, Embung Bual meraih predikat juara III tingkat provinsi. Saat itu Desa Aik Bual masih bergabung dengan Desa Wajageseng.
Selain itu, nilai kearifan lokal yang telah ada sebelumnya akan digalakkan kembali di Embung Bual diantaranya akan diagendakan ritual “Selametan” yang dilakukan di sekitar embung sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rezeki dari hasil pertanian yang pengairannya bersumber dari embung, disamping itu dengan ritual tersebut adalah sebagai bentuk pengharapan semoga air yang keluar dari titik mata air semakin besar dan kelestarian air selalu tetap terjaga dimasa mendatang. Selanjutnya akan dirangkai dengan acara “Begerase” yakni menangkap ikan beramai-ramai di embung oleh masyarakat sekitar dan pengunjung dari daerah lain dengan menggunakan peralatan seadanya dengan terlebih dahulu mengurangi air embung. Event  ini dilakukan pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau pada setiap tahunnya

No comments:

Post a Comment