(Catatan dari Festival Tahunan “Pesta Rakyat Bekerase Embung
Bual”)
AIK BUAL, 23 Oktober 2016 - Puncak rangkaian Bekerase yang
dilaksanakan di Embung Bual, Desa Aik Bual Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok
Tengah yang merupakan event tahunan yang diagendakan oleh Masyarakat Aik Bual
dengan Pemerintah Desa Aik Bual, Komunitas Perlindungan Mata Air (PERMATA),
Komunitas Peduli Wisata (KOMPAST) dan parapihak yang terlibat dalam
pelaksanaannya. Hadir pada event Bekerase ini adalah Bapak Asisten II Bidang Prekonomian dan Pembangunan L. Gita Aryadi mewakili Gubernur Provinsi
NTB, HM. Suhaili FT Bupati Lombok
Tengah, Pimpinan Pondok Pesantren Nurul
Haramain NW Narmada TGH. Hasanain Djuaini, Lc, MH., Kepala Taman
Nasional Gunung Rinjani (TNGR) DR. R. Agus Budi Santoso, S.Hut,. M.Sc., Dinas
Kehutanan Provinsi NTB, BPDAS-DMS,
Instansi Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, dan Parapihak terkait dari unsur
LSM/NGO yang melakukan program kegiatan di Desa Aik Bual dan sekitarnya,
Perguruan Tinggi, Komunitas Seniman NTB, dan stakeholder lainnya. Bekerase atau
pembersihan embung merupakan agenda tahunan secara rutin dilakukan dengan
menguras air embung dan menangkap ikan
secara besama-sama oleh masyarakat Desa Aik Bual dan sekitarnya.
TGH. Hasanain Djuaini dalam penyampaian Tausiyah Lingkungan
menyampaikan bahwa baru kali ini mengetahui ada acara begitu bagusnya yang
dinamakan Bekerase dan merupakan suatu kreasi, tradisi dan budaya
masyarakat Sasak. Ini acara kelas internasional yang tidak dimiliki oleh
Desa-Desa lain di Pulau Lombok tutur beliau. Sebelum penyampaian Tausiyah
Lingkungan TGH. Hasanain Djuaini
mengajak masyarakat untuk melanjutkan “Lelakaq Sasak” atau pantun Sasak,
siapa saja yang bisa melanjutkan dengan benar pantun Sasak tersebut akan
mendapat hadiah Rp.50ribu. Lelakaq sasak pertama: “ Puyung Praya Penujak Batu
Jai......”. Dijawab dengan benar oleh seorang Kakek dari group musik yang hadir
diacara tersebut dengan jawaban: “Puyung Praya Penujak Batu Jai, Kaji Nunas Tulung Allah Ta’ala Panjakne
Kepusaq Endeq Tao Lai” dan disambut dengan pekikan “Allahuakbar” oleh TGH
Hasanain Djuaini dan tepuk tangan riuh masyarakat di sekitar Embung Bual.
Lelakaq Sasak kedua dan ketiga juga dijawab dengan benar oleh masyarakat yakni
Lelakaq Sasak selengkapnya yang berbunyi; “ Kadal nongak leq Kesambiq, Benang
Kataq Setakilan...., Te Ajah Onyaq Endeqna Matiq, Payu Salaq Kejarian”. Selanjutnya Lelakaq Sasak ketiga adalah” Belisaq
Bawon Batu, Wah te ceritak endeq nyadu”. Dan yang berhasil menjawab mendapat
hadiah langsung masing-masing Rp.50ribu dari Tuan Guru.
Mengutip Firman Allah
SWT dalam Al-Qur’an; “ Dialah Allah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari tanah
dan memerintahkanmu untuk melestarikannya”. Selanjutnya Pesan Rasulullah SAW;
“Onyaq-onyaq entan kamu idup leq bawon dunie sengaq gumi dunie senuq ibarat
Inaq”. (Hati-Hati caranya kamu hidup diatas dunia, sebab bumi itu ibarat Ibu).
Bagaimana kita menyayangi Ibu begitulah kita menyayangi bumi.
Tuan Guru Hasanain dalam kesempatan tersebut juga mengajak masyarakat
Aik Bual memulai dari Embung Bual untuk bersuara kepada dunia, mengatakan
kepada dunia bahwa; “Kami masyarakat di Embung Bual mendeklarasikan sebagai
hamba Allah SWT yang menyayangi bumi, mencintai bumi, menghormati bumi,
memuliakan bumi, dan melalui acara ini kita katakan kepada dunia bahwa inilah
cara Kami mencitai, memuliakan bumi Kami dan sekaligus inilah cara kita
bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberi kita bumi yang indah”, pekik Tuan Guru Hasanain dengan suara bergetar dan
penuh semangat di hadapan ribuan masyarakat yang hadir di sekitar Embung Bual.
Lebih lanjut, Tuan Guru juga
menyampaikan bahwa: “Hari ini adalah hari yang berkesan dan menjadi awal bagi
kita untuk menyambut gerakan dunia untuk menyelamatkan hutan-hutan kita yang
masih tersisa dengan memekikkan ucapan “Allahuakbar” disambut meriah oleh warga
masyarakat di Embung Bual. Di akhir Tausyiah Lingkungan TGH Hasanain
menyampaikan ucapan; “Selamat Bekerase, Semoga Allah SWT menurunkan rahmat dan
maghfirah-Nya untuk kita semua, Embung
Bual semakin makmur di masa-masa yang akan datang”.
Sambutan Bapak Bupati Lombok Tengah, HM. Suhaili FT
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada TGH. Hasanain
Djuaini atas Tausiyah Lingkungan yang luar biasa kepada masyarakat Aik Bual dan
mengapresiasi kedatangan beliau dari Narmada-Lombok Barat demi rasa “Tunah”
atau kangen beliau kepada masyarakat Aik Bual dengan memberikan Tausiyah
Lingkungan yang luar biasa dan kedalaman makna dari penyampaian beliau
tentang bahgaimana menjaga lingkungan.
Lanjut beliau bahwa Tuan Guru Hasanain
tidak hanya dikenal di NTB saja, tetapi sudah terkenal di tingkat Nasional dan
bahkan Internasional, beliau adalah
salah satu Tokoh lingkungan yang mendapat penghargaan di tingkat dunia (Ramon
Mangsasay) atas ikhtiar beliau untuk mengajak masyarakat melestarikan
lingkungan dan hutan. Ucapan terimakasih
juga disampaikan kepada rekan-rekan dari Lembaga Pemerhati Lingkungan
diantaranya Lembaga GAIA (Gaia Eko Daya Buana), WWF (Word Wide Found for
Nature), Kemitraan-Samanta, Konsorsium Hijau dan BHAKTI atas komitmen dan
perhatiannya bersama masyarakat untuk menjaga lingkungan hidup di sekitar
wilayah Batukliang Utara dan Kecamatan Kopang.
Pada kesempatan ini juga HM. Suhaili FT mengajak masyarakat
Aik Bual bersyukur atas nikmat Allah SWT dengan keberadaan Embung Bual yang
masih menyediakan sumber mata air untuk dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar,
pemanfaatan untuk irigasi pertanian dan kesadaran masyarakat Aik Bual untuk
tetap menjaga kelestarian alam disekitar dengan tidak menebang pohon dan tidak
merusak hutan sehingga setiap tahun bisa memelihara ikan di Embung Bual, dan
setiap tahun dapat mengadakan event
Bekerase karena air masih tetap tersedia. Semoga dengan kegiatan
seperti ini yang dilaksanakan pada setiap tahunnya akan semakin mempererat tali persaudaraan dan
ukhuwah masyarakat di Aik Bual dan sekitarnya, dan pada kesempatan hari ini
mari kita bersuka-ria Bekerase untuk menagkap ikan secara bersama-sama. Bupati Lombok Tengah HM. Suhaili FT
menegaskan bahwa: “Embung Bual adalah suatu tempat yang unik dengan memiliki
kekhasan tersendiri, disamping Desa Aik Bual yang merupakan Desa Baru dengan
potensi sumberdaya hutan yang baik, potensi Hutan Kemasyarakatan (HKm) 100
ha telah diberikan Izin Usaha
Pemanfaatan HKm (IUPHKm) yang akan diserah-terimakan hari ini oleh Gubernur NTB
diwakili oleh Asisten II Bidang Prekonomian dan Pembangunan. Dengan
perkembangan yang terjadi selama ini
maka Desa Aik Bual adalah salah satu Desa terdepan di Kabupaten Lombok Tengah”.
Terkait HKm beliau berpesan kepada petani hutan untuk memanfaatkan hasil hutan seperti bambu, air enau atau
aren, dan jenis tanaman buah-buahan (HHBK) asalkan jangan menebang pohon yang
sudah ada, jangan merusak hutan dengan alasan apapun, sebab kerugian akan
berdampak kepada masyarakat dan makhluk hidup yang hidup di dalam kawasan
hutan. Bupati Lombok Tengah menceritakan bahwa beberapa hari yang lalu
bagaimana keprihatinan dan kekecewaan Gubernur NTB menyaksikan sekian banyak
pohon yang sudah ditebang karena illegal
loging oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab yang terjadi di salah
satu kawasan hutan di Kabupaten Lombok Tengah. Sebelum mengakhiri sambutannya
Bupati Lombok Tengah akan mengupayakan dan menginstruksikan secara langsung
kepada Kepala Dinas Perikanan Lombok Tengah untuk menyediakan 100.000 ekor
bibit ikan dari 4 lokasi BBI (BBI Aik Bukak, BBI Jonggat, BBI Gerunung, dan BBI
Pemepek) masing-masing 25.000 ekor bibit ikan dari ke-4 lokasi BBI
tersebut yang nantinya bibit ikan akan di lepas di Embung
Bual setelah Even Bekerase ini.
Sambutan Gubernur NTB diwakili oleh Asisten Bidang
Prekonomian dan Pembangunan, Bapak L. Gita Aryadi menyampaikan salam hangat dan permintaan maaf dari
Gubernur NTB DR. KH. Zainul Majdi, MA, karena tidak bisa hadir ditengah-tengah
masyarakat Desa Aik Bual untuk mengikuti even Bekerase karena ada tugas ke
Jakarta. Dalam kesempatan ini HL. Gita Aryadi menegaskan betapa pentingnya
memelihara lingkungan agar air tetap
lestari sehingga Event Bekerase menjadi
Event Berkelanjutan. Sebagai apresiasi L. Gita Aryadi terhadap event Bekerase ini, beliau akan menambah
bibit ikan yang dilepas nanti sebanyak 10.000 ekor bibit ikan dengan catatan masyarakat harus
menjaga kelestariannya dan jangan ada lagi pengambilan ikan secara potas,
setrum, dan lain sebagainya yang bersifat merusak. Lebih lanjut beliau berharap
event Bekerase pada tahun-tahun selanjutnya akan menarik minat wisatawan
nusantara dan mancanegara untuk menyaksikan Bekerase sebagai wisata budaya bermuatan kearifan lokal.